Francesco Bagnaia Bangga Jadi Bagian dari VR46 Academy

Berita MotoGP: Francesco Bagnaia mengaku bangga menjadi pebalap jebolan VR46 Academy karena disana percikan kariernya dimulai hingga sukses menembus ajang balap kelas utama.

Franco Morbidelli, Francesco Bagnaia, dan Luca Marini merupakan tiga angggota Akademi VR46 milik Valentino Rossi yang telah berhasil menembus MotoGP. Selain itu ada pebalap VR46 lain yang masih bersaing di ajang Moto2, Marco Bezzecchi. Bezzecchi pun diproyeksikan bisa segera dipromosikan ke kelas premier. Ia dinilai berpeluang untuk menjadi tandeman Marini dalam tim Aramco VR46, yang akan merambah MotoGP 2022.

Kesuksesan dan progres para pebalap muda asal Italia tersebut menunjukkan seberapa baik dan kompeten Akademi VR46 bekerja dan mengasah talenta-talenta muda yang menjadi bagian di dalamnya.

"Saya pikir saya tak akan berada di MotoGP tanpa akademi (VR46). Pada tahun pertama saya di kejuaraan dunia, saya sangat lambat dan berada di posisi terakhir. Itu sangat sulit," ujar Bagnaia seperti yang dikutip dari Motorsport.com.

Pebalap tim pabrikan Ducati itu memenangi Kejuaraan MiniGP Eropa pada 2009. Tahun berikutnya, Bagnaia berkompetisi dalam seri Mediterania 125cc untuk Tim Monlau milik eks rider Emilio Alzamora.

Musim 2012, pebalap yang akrab disapa Pecco itu turun berlaga dalam Kejuaraan CEV Moto3 di Spanyol. Pada kompetisi tersebut ia berhasil menempati peringkat ketiga dalam klasemen, di belakang Alex Marquez dan Lucas Amato.

Pada tahun 2013, ia akhirnya memasuki Kejuaraan Dunia Moto3. Di musim debutnya itu Bagnaia tampil dengan membela Tim Italia FMI, yang secara finansial didukung oleh Asosiasi Italia. Ia berduet dengan Romano Fenati.

Sayangnya musim tersebut berakhir mengecewakan. Dengan mengendarai motor FTR-Honda, Bagnaia gagal merebut poin dalam 17 balapan. Pencapaian terbaiknya adalah finis di posisi ke-16 di Sepang, Malaysia.

Tetapi peruntungannya berubah saat tim VR46 diluncurkan dan ikut meramaikan Moto3 musim 2014. Francesco Bagnaia dan juga Fenati pun diboyong dan diplot sebagai pebalapnya.

"Mereka mengontrak dan membantu saya," kata Bagnaia mengisahkan.

Dengan Tim VR46, keduanya dibekali motor yang lebih kompetitif di Moto3. Fenati memenangi empat balapan, sementara Bagnaia lima kali menembus 10 besar. Ia mendapatkan total 50 poin dan menutup musim di peringkat ke-16. Setelah itu, ia membela Mahindra Racing selama dua tahun dan tetap berstatus sebagai anggota VR46.

Bersama Mahindra, dirinya terus berprogres dan berhasil meraih kemenangan Moto3 perdananya pada 2016 di Assen, Belanda. Lalu podium utama keduanya ia rebut saat balapan di Malaysia di tahun yang sama.

Saat musim 2017, VR46 turun untuk pertama kalinya di ajang balap Moto2 dan Bagnaia mendapatkan kepercayaan menjadi salah satu pebalap mereka. Ia berhasil menyelesaikan tahun debutnya di kelas intermediate di peringkat kelima klasemen dengan raihan lima podium.

Kemajuan signifikan semakin diperlihatkannya sepanjang 2018. Bersama VR46, Bagnaia tampil sangat dominan dengan 12 podium dari 19 balapan, yang delapan di antaranya sukses dimenangkan. Tak pelak gelar juara dunia Moto2 pun berhasil diraihnya.

Setelah itu, kariernya terus meroket. Ia dipromosikan ke MotoGP pada 2019 untuk memperkuat tim satelit Ducati, Pramac Racing. Setelah dua musim, Bagnaia dipromosikan ke tim pabrikan asal Borgo Panigale tersebut dan kini berada di posisi keempat klasemen sementara pebalap MotoGP 2021.

Meskipun telah berstatus sebagai pebalap tim utama Ducati, Francesco Bagnaia tidak pernah melupakan akarnya. Ia tetap rutin berlatih dengan Rossi, Morbidelli, Marini dan anggota VR46 lainnya di MotoRanch atau dengan motor superbike di Misano.

"Senang sekali bisa terus bersama mereka. Kami berbicara tentang banyak topik, dari balapan dan hal-hal lainnya. Dalam latihan ada motivasi ekstra ketika kami berlatih bersama. Persaingan juga sangat tinggi saat latihan," tutur Bagnaia.

Artikel Tag: Francesco Bagnaia, Ducati, MotoGP 2021, VR46