Kanal

Demi Kebutuhan, Pelatih Badminton Indonesia Didukung Kerja di luar Negeri

Penulis: Yusuf Efendi
23 Sep 2021, 18:15 WIB

Eng Hian-Greysia Polii/Foto:PBSI]

Berita Badminton : Pelatih kepala ganda putri PBSI, Eng Hian mendukung rekan senegaranya karena meninggalkan Indonesia untuk mencari peluang pelatihan di tempat lain, termasuk mantan rekannya Flandy Limpele yang saat ini melayani negara tetangga Malaysia.

Asosiasi Badminton Malaysia telah mempekerjakan sejumlah pelatih asal Indonesia untuk pelatih kepala mereka, dengan empat di antaranya saat ini memimpin departemen masing-masing.

Mereka adalah Hendrawan yang membawahi tunggal putra, Flandy Limpele (ganda putra), Indra Wijaya (tunggal putri) dan Paulus Firman (ganda campuran).

Hendrawan dan Flandy, khususnya, telah membuat dampak besar dengan membimbing pasukan mereka Lee Zii Jia dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik masing-masing meraih gelar All England dan medali perunggu Olimpiade Tokyo.

Aaron/Wooi Yik menghancurkan harapan Indonesia untuk merebut kembali kejayaan yang telah lama hilang di ganda putra di Olimpiade ketika mereka mengalahkan peringkat 1 dunia, Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi dan peringkat 2 Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di perempat final dan perebutan medali perunggu .

Ini juga menandai Olimpiade ketiga berturut-turut di mana pasangan Indonesia pulang dengan tangan kosong.

Eng Hian, yang membawa Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih emas Olimpiade pertama di nomor ganda putri di Olimpiade Tokyo, percaya sebagian besar orang Indonesia akan senang mengabdi pada negara mereka jika diberi kesempatan.

“Semua orang ingin melatih di negara mereka sendiri. Namun, jumlah pelatih di timnas terbatas,” kata Eng Hian yang pernah melatih timnas Singapura 2007-2012 dalam wawancara dengan Badminton Asia.

“Kami masih perlu mengurus mata pencaharian kami sendiri, mencari uang untuk keluarga, dan banyak lagi," ungkapnya.

“Bagi saya pelatih bisa bekerja di mana saja karena lagi-lagi kesempatan melatih timnas terbatas jadi kalau kami ketemu di lapangan dan mereka melatih negara lain, tidak apa-apa karena itu tugas kami."

“Kami memiliki kebutuhan kami, dan pekerjaan kami yang perlu kami penuhi dalam kapasitas kami.”

Selama masa kejayaan mereka sebagai pemain, Eng Hian dan Flandy terkenal karena memenangkan medali perunggu di Olimpiade Athena 2004.

Eng Hian mengaku masih menjalin persahabatan yang erat dengan Flandi.

“Hubungan pribadi kami selalu baik. Bahkan sebelum kami menjadi mitra kami sudah dekat," katanya.

“Sejak kami menjadi mitra, kami masih berbicara satu sama lain dan memiliki hubungan yang baik. Soal dia di Malaysia dan saya di Indonesia, tidak ada masalah karena kami bekerja di sektor yang berbeda, saya melatih ganda putri, dia melatih ganda putra."

“Bahkan jika kami saling berhadapan, itu tidak akan menjadi masalah karena kami profesional. Ada hal-hal yang terjadi di lapangan dan kemudian di luar lapangan, kami minum kopi satu sama lain," Eng Hian menambahkan.

Pelatih terkenal Indonesia lainnya yang bekerja di luar negeri adalah Rexy Mainaky (Thailand), Mulyo Handoyo (Singapura) dan Namrih Suroto (India).

Bahkan paket kejutan Olimpiade Tokyo Kevin Cordon sedang dilatih oleh Muamar Gadafi asal Indonesia.

Cordon membuat kejutan dengan melangkah ke semifinal sebelum akhirnya kalah dari peraih medali emas Viktor Axelsen.

Dia akhirnya menduduki urutan keempat setelah kalah dari Anthony Ginting dari Indonesia dalam perebutan medali perunggu.

Artikel Tag: eng hian, Flandy Limpele, Mulyo Handoyo, Indonesia

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru