Kontroversi di Balik Sanksi Komdis PSSI terhadap Mitra Kukar

Berita Liga 1 Indonesia: Penikmat sepak bola tanah air tentu bisa menilai kasus Mitra Kukar, yang dihukum kalah 3-0 dari Bhayangkara FC, walaupun fakta di lapangan hasilnya 1-1. Perkaranya, Mitra Kukar memainkan Mohamed Sissoko, yang masih menjalani sanksi kartu merah.

Menurut regulasi Liga 1 2017 pasal 57, kartu merah yang diterima secara langsung oleh Sissoko akan membuatnya absen dalam satu pertandingan ke depan.

Mitra Kukar kemudian tidak membawa Sissoko di laga berikutnya saat bertandang ke markas Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Lalu, Komdis PSSI menjatuhkan sanksi tambahan 2 laga kepada sang pemain.

Namun, Mitra Kukar tetap menurunkan Sissoko jelang laga selanjutnya kontra Bhayangkara karena nama sang pemain tidak tercantum dalam Nota Larangan Bermain (NLB) yang diterbitkan PT LIB. Kontroversi kemudian tak dapat dihindari.

Dengan sanksi itu, Bhayangkara mendapatkan tambahan 2 poin gratis. Artinya, mereka kembali naik ke puncak klasemen dengan poin sama seperti Bali United, yang kalah dalam head-to-head.

Langkah Komdis PSSI ini memantik kritik. Mereka menjatuhkan hukuman kepada Mitra Kukar saat kompetisi tinggal menyisakan satu atau dua pertandingan lagi. Tentu pesaing Bhayangkara dalam perebutan juara Liga 1 sangat dirugikan, dalam hal ini Bali United dan Madura United.

Selain itu, di laga super sengit maha penting antara dua tim kandidat juara, Madura United menjamu Bhayangkara FC, kontroversi kembali terjadi. Tiga pemain tuan rumah diganjar kartu merah. Hasilnya tentu bisa ditebak dengan 8 vs 11 pemain.

Perjuangan Bali United dua hari sebelumnya pun sia-sia. Meski menang dari PSM Makassar dan sempat diwarnai perselisihan antar pemain Bali United, Stefano Lilipaly dan Sylvano Comvalius, secara matematis mereka sudah tak mungkin menggeser Bhayangkara dengan hanya satu laga tersisa. 

Artikel Tag: Mitra Kukar, Bhayangkara FC, Bali United