Ragam Liga Italia: Analisis: Transformasi Posisi Mario Mandzukic yang Mungkin Berujung Treble Winners untuk Juventus

Penulis: Rei Darius
Senin 24 Apr 2017, 19:15 WIB
Ragam Liga Italia: Analisis: Transformasi Posisi Mario Mandzukic yang Mungkin Berujung Treble Winners untuk Juventus

Mandzukic kini berubah menjadi seorang glue guy (foto: Squawka)

Ligaolahraga.com -

Ligaolahraga - Ragam Liga Italia: Dalam olahraga Basket mereka menamakannya sebagai glue guy, seorang pemain yang memiliki statistik tak menarik dari segi menyerang namun kehadiran mereka sangatlah penting tak terbantahkan bagi pelatih.

Mario Mandzukic telah menjelma menjadi aset yang serupa dengan peran tersebut dalam olahraga sepak bola untuk Juventus di musim ini.

Demi melengkapi peran yang dimainkan oleh Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala dalam susunan line-up, pelatih Massimiliano Allegri memutuskan untuk memanfaatkan kerajinan striker asal Kroasia ini untuk berlari dan bekerja keras demi rekan-rekannya. Memindahkannya ke kiri akan memberikan keseimbangan bagi trio lini serang yang tidak akan berfungsi baik tanpa adanya mantan pemain Bayern Munich ini.

Eks striker legendaris Juventus, Gianluca Vialli, bahkan telah membandingkan perannya dengan Samuel Eto'o ketika berhasil mengantar Inter Milan merengkuh Treble Winners di musim 2009/2010 silam. Pria asal Kamerun tersebut sering digunakan sebagai pelari oleh Jose Mourinho untuk melindungi dari lini dengan dan mengantar bola agar Diego Milito bisa fokus untuk menghukum barisan pertahanan lawan dan celah di sepertiga akhir lapangan.

"Kedua pemain ini mengutamakan kepentingan untuk tim sebelum kepentingannya sendiri," ujar Vialli kepada La Gazzetta dello Sport. "Tanpa semangat kolaboratif dari Mario, keadaan akan jauh lebih rumit untuk Allegri."

Mandzukic di Bayern
Gambar 1: Mandzukic cetak gol pembuka untuk Bayern di final Liga Champions 2013

Sebenarnya ini bukanlah peran yang asing bagi Mandzukic, sebab dia pernah beroperasi seperti ini ketika membela Bayern Munich asuhan Jupp Heynckes dan membawa Die Bavaria menjuarai Treble Winners pada tahun 2013 silam. Saat itu pemain timnas Kroasia ini bekerja keras menutup celah untuk para lawan di setengah lapangan mereka agar Arjen Robben dan Franck Ribery memiliki waktu dan ruang untuk memamerkan kemampuannya.

Namun begitu, secara formasi ia masih berposisi sebagai seorang striker utama dalam formasi Bayern dan harus hengkang di musim berikutnya menyusul dengan kedatangan Robert Lewandowski ke Allianz Arena. Ia bergabung dengan Atletico Madrid asuhan Diego Simeone, Mandzukic didapuk sebagai pengganti Diego Costa namun gagal untuk memenuhi ekspektasi.

Hanya semusim di Estadio Vicente Calderion, Juventus kemudian menariknya ke Turin bertepatan dengan penjualan Carlos Tevez ke Boca Juniors usai kegagalan mereka mengalahkan Barcelona di final Liga Champions 2015. Paulo Dybala juga direkrut pada jendela transfer yang sama oleh Allegri dan bersama Mandzukic keduanya mempersembahkan paduan baru untuk lini serang.

Keduanya tak cukup baik pada awal musim 2015/2016 lantaran Juventus tampil tertatih-tatih, namun pada akhirnya sukses menjuarai Scudetto, meski di pentas Liga Champions mereka hanya tampil hingga babak 16 besar karena disingkirkan oleh Bayern Munich.

Mandzukic dan Higuain
Gambar 2: Mandzukic dan Gonzalo Higuain

Pada musim panas 2016, Bianconeri memboyong topskor Serie A yang memecahkan rekor gol terbanyak selama semusim dalam sepak bola Italia, Gonzalo Higuain yang kedatangannya kontroversial dari Napoli. Allegri adalah seorang juru taktik yang siap dan terbiasa dengan perubahan, memanfaatkan karakteristik dari timnya demi mendapatkan yang terbaik. Dia memiliki tiga striker hebat untuk dua posisi dan pada saat itu Juve masih mengusung formasi 3-5-2.

Mereka masih tampil dengan sistem itu selama paruh pertama musim ini, namun Allegri menyadari bahwa ada yang tak beres dari timnya, puncaknya adalah ketika kandas dari Fiorentina di Stadio Artemio Franchi dengan skor 1-2. Sepekan kemudian, Juve tampil di kandang melawan Lazio dan mengubah sistem ke 4-2-3-1. Penampilan Mandzukic langsung mencuri perhatian meski pencetak gol dalam kemenangan 2-0 itu adalah Dybala dan Higuain dalam 17 menit pertama pertandingan berjalan.

Statistik Mandzukic dari musim ke musim
Gambar 3: Perkembangan Mandzukic dari tahun ke tahun

Sejak saat itu, Juventus terus tampil dengan formasi ini, hingga kini mereka baru satu kali menelan kekalahan dan tiga hasil imbang dari 21 pertandingan, sisanya diakhiri dengan kemenangan. Mandzukic adalah bahan rahasia dalam kesuksesan ini, terutama di Liga Champions. Pria asal Kroasia mencatatkan setidaknya tiga aksi defensif per laga, termasuk menghadapi Porto dan Barcelona.

Dia melakukan empat tekel di laga tandang ke Portugal pada babak 16 besar, sebuah intersep dan blok umpan di sisi kiri. Heat map dari sang striker di bawah ini membuktikan betapa giat dirinya.

Heat map Mandzukic vs Porto
Gambar 4: Heat map Mandzukic vs Porto di leg pertama babak 16 besar Liga Champions

Di laga kandang melawan Barcelona, dia lagi-lagi menjadi penutup di sisi kanan lini serang Blaugrana, sementara Higuain dan Dybala merepotkan barisan sepertiga akhir lapangan. Salah satu dari dua gol yang diciptakan Dybala pada laga itu bahkan berawal dari serangan balik melalui Mandzukic sebelum melepaskan umpan tarik ke daerah kotak penalti pada menit ke-22.

Dia kembali mengamankan bagiannya dengan solid dan displin secara taktik di Estadio Camp Nou. Tak ada serangan berarti dari Barcelona dan secara statistik mereka bahkan hanya melepaskan satu tembakan tepat sasaran, meski pujian ini tak hanya berlaku untuk Mandzukic, namun barisan pertahanan Juve secara keseluruhan.

Mandzukic melakukan empat tekel di leg pertama di Juventus Stadium dan tiga kali melanggar lawan. Dia masih belum mencatatkan gol untuk Si Nyonya Tua di Liga Champions musim ini, namun kerja kerasnya di pinggir lapanganlah yang sebenarnya lebih dibutuhkan oleh tim.

Heat map Mandzukic vs Barca
Gambar 5: Heat map Mandzukic vs Barcelona di leg pertama perempatfinal Liga Champions

Kini tugas mencetak gol diserahkan kepada Higuain dan Dybala, namun mereka memiliki kebebasan serta peluang untuk melakukan itu berkat kerja keras dari Mandzukic di sisi kiri lini serang, sama seperti yang dilakukan oleh Eto'o untuk Milito dan rekan-rekannya di tahun 2010 yang berakhir dengan gelar Treble Winners.

Tak ada yang tahu memang, namun ini mungkin adalah pertanda bahwa Juventus bisa mengikuti jejak Nerazzurri merengkuh Treble sebab kala itu pasukan asuhan Mourinho pun juga berhasil menyingkirkan Barcelona. Jika memang demikian, maka sang glue guy akan mengecap Treble Winners keduanya di pentas Eropa setelah Bayern Munich di tahun 2013.

Formasi Juventus
Gambar 6. Formasi Juventus vs Barcelona

Artikel Tag: Mario Mandzukic, Ragam Liga Italia, liga champions, Juventus, Treble Winners, Paulo Dybala, Gonzalo Higuain, Samuel Eto'o

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/ragam-liga-italia-analisis-transformasi-posisi-mario-mandzukic-yang-mungkin-berujung-treble-winners-untuk-juventus
2918  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini