Ragam Basket: Mengenang Leroy Edwards, Inisiator Peraturan 'Three-Second'

Penulis: Hanif Rusli
Kamis 12 Jan 2017, 20:58 WIB
Ragam Basket: Mengenang Leroy Edwards, Inisiator Peraturan 'Three-Second'

Leroy Edwards merupakan salah satu 'big man' terbaik di era 1930-an

Ligaolahraga.com -

Ligaolahraga – Ragam Basket: “Seorang pemain tidak boleh berada di 'key hole' lawan lebih dari tiga detik saat timnya menguasai bola dan waktu pertandingan sedang berjalan”. Itulah peraturan ‘three-second’ yang diperkenalkan pada 1936. Yang ‘bertanggung jawab’ atas implementasi peraturan ini adalah Leroy Edwards, salah satu ‘big man’ terhebat di zamannya.

Dengan tinggi 6 kaki 4 inci (196 cm) - cukup jangkung pada era 1930-an, Edwards memiliki keunggulan atas lawan-lawannya karena sangat lincah dan kuat. Sangat efisien di bawah ring berkat lemparan ‘hook’ yang mematikan, baik tangan kanan maupun kiri, plus piawai dalam mengumpan.

Dilahirkan pada 11 April 1914 di Crawfordsville, Indiana, Edwards menjadi pemain bintang di SMU Arsenal Technical antara 1930-1933. Dijuluki ‘East Side Terror’, dia mulai mempelajari ‘hook shot’ antara tahun kedua dan ketiganya. Dia terinspirasi saat menonton sekelompok pemain pro mempertontonkan lemparan itu dengan menarik di Martinsville.

Di Arsenal, selain mempersembahkan berbagai gelar dalam turnamen kota dan sectional, dia juga sempat meloloskan sekolahnya ke perempat final turnamen negara bagian. Dalam dua musim terakhirnya, Edwards menjadi pencetak poin terbanyak di North Central Conference. Status salah satu pemain terbaik Indiana atau ‘All-State’ pun direngkuhnya dua kali.

 

http://www.bigbluehistory.net/bb/Graphics/Freshmen/1933-34photo.jpg

Edwards (nomor 9, ketiga dari kanan di barisan belakang) di tim 'freshman' UK

 

Selepas SMU, Edwards melanjutkan pendidikannya di University of Kentucky (UK). Namun peraturan NCAA saat itu melarang pemain tahun pertama membela tim utama atau ‘varsity team’. Jadilah, sepanjang musim 1933-34, Edwards membela skuad ’freshman’ dan mengantar timnya tidak terkalahkan sepanjang musim.

Namun, yang membuatnya disebut ‘sensasional’ kala itu adalah karena Edwards memecahkan semua rekor poin ‘freshman’ UK musim itu. Menyumbang lebih dari 400 poin dari 646 poin yang dihasilkan timnya musim itu, Edwards mengukir rekor rata-rata 24,1 angka dari 17 pertandingan.

Musim berikutnya, 1934-35, Edwards semakin merajalela saat naik ke ‘varsity’. Tak hanya andil membawa timnya mengukir rekor 19-2, dia juga mencatat berbagai rekor yang baru terpecahkan satu dekade kemudian. Pertama, rekor poin dalam satu pertandingan (34 angka) versus Creighton, baru pecah pada 1949, dan sempat dicatat sebagai ‘rekor dunia’

Kemudian, 343 poin yang dibuatnya dalam 21 pertandingan adalah jumlah terbanyak yang pemain UK ciptakan dalam semusim, dan baru pecah pada 1947 (format 37 pertandingan). Terakhir, rata-rata 16,3 poin yang Edwards ukir musim itu merupakan yang tertinggi di UK sampai tahun 1945.

 

http://www.bigbluehistory.net/bb/Graphics/Players/leroy_edwards2.jpg

Edwards melakukan lemparan layup

 

Edwards memang sangat dominan bersama skuad ‘varsity’ yang dilatih oleh pelatih legendaris Adolph Rupp. Di lima partai pertama, jumlah poinnya bahkan lebih tinggi daripada keseluruhan skor tim lawan. Versus Alumni, 18 berbanding 8; Oglethorpe, 22-12; Tulane, 10-9; Tulane, 16-12, dan Chicago 26-16.

Lawan seperti habis akal untuk menghadang aksinya. Terkadang, mereka memilih melakukan permainan kasar menjurus kasar. Seperti yang dilakukan oleh New York University (NYU) di partai keenam di Madison Square Garden pada 5 Januari 1935. Duel yang kemudian tercatat sebagai ‘hari bersejarah’ dalam sejarah bola basket.

Itu kali pertama UK tampil di kota New York dan stadion lama MSG. Partai versus NYU begitu ditunggu karena mempertemukan dua tim tak terkalahkan. NYU telah mengukir 22 kemenangan beruntun sejak musim sebelumnya, sementara UK tidak terkalahkan musim itu dengan Edwards sebagai motornya.

Salah satu kunci sukses UK adalah strategi menyerang Rupp ‘pivot post offense’ yang sedikit banyak terinspirasi dari strategi tim pro Original Celtic. Sebagai ‘pivot man’, Edwards berdiri di dekat ring. Begitu menerima bola, dia menjadi inisiator serangan. Mengumpan kepada pemain yang meloloskan diri dari beberapa kali ‘screen’ atau mencetak sendiri poinnya.

 

http://www.bigbluehistory.net/bb/edwards/Images/Data/Leroy_edwards_cartoon.jpg

Edwards masuk sketsa strip komik 'Ripley's Believe or Not'

 

Namun strategi serangan UK mentah saat menghadapi NYU. Berbedanya intepretasi ‘illegal screen’ membuat UK kesulitan mencetak angka. Edwards pun tiga kali disemprit wasit secara cepat karenanya. Akibatnya, Rupp memerintahkan timnya fokus bertahan saja. Edwards pun tidak bisa seagresif biasanya karena ‘foul trouble’ (saat itu batas ‘foul’ adalah 4 kali).

Lebih dari itu, wasit juga sering membiarkan para ‘big man’ NYU – Irving ‘Slim’ Terjesen dan Irwin ‘Red’ Klein – untuk memiting dan mendorong Edwards setiap kali berada di bawah ring. Bila berhasil meloloskan diri, Edwards harus rela terlempar keluar lapangan oleh hempasan Terjesen atau Klein. Terjesen ‘fouled out’ di paruh pertama, namun tugasnya dilanjutkan Klein.

Pertandingan NYU-UK sendiri berlangsung ketat. Ketika skor sama kuat 22-22, Edwards harus keluar lapangan akibat ‘fouled out’ setelah lagi-lagi dianggap melakukan ‘illegal screen’. NYU sukses memasukkan satu tembakan bebas. Saat dilakukan ‘jump ball’, UK gagal merebut bola yang kemudian dikuasai NYU sampai akhirnya pertandingan berakhir.

Aksi ‘brutal’ yang dilakukan Terjesen dan Kelin terhadap Edwards yang hanya mencetak 6 poin (terendah dalam kariernya), menjadi perhatian media New York, termasuk New York Times dan New York Post. Intinya, mereka mendesak dilakukannya ‘perubahan’ karena permainan kasar di bawah ring bisa berpotensi menimbulkan perkelahian.

Beberapa bulan kemudian, pada bulan April 1935, peraturan ‘3 second’ diadopsi secara resmi demi menghentikan dominasi ‘big man’ di ‘key hole’ dan mencegah permainan kasar di bawah ring.

 

http://www.bigbluehistory.net/bb/edwards/Images/Photos/edwards_mikan.jpg

Edwards (paling kiri) berduel dengan George Mikan di kompetisi NBL

 

Terpilih sebagai pemain All-American, Edwards meninggalkan UK setelah musim pertamanya di ‘varsity’ itu untuk menekuni karier profesional. Sesuatu yang langka kala itu. Dia bergabung dengan klub Oshkosh All Stars di kompetisi National Basketball League (NBL), liga pro perintis NBA, sampai akhirnya gantung sepatu pada 1949.

Selama 12 tahun berkarier di NBL, Edwards mempersembahkan enam gelar liga untuk Oshkosh. Pernah tiga kali secara beruntun menjadi topskor (1938-1940). Juga menjadi pemain pertama di liga itu yang mencetak 35 poin dalam satu pertandingan. Enam kali masuk NBL First Time All-League dan dua kali Second Team All-League. Peringkat ke-2 dalam total poin sejarah NBL.

Meski tak pernah bermain di NBA, Edwards dikenang sebagai salah satu ‘big man’ terbaik pada zamannya. George Mikan, salah satu ‘big man’ terbaik dalam sejarah NBA dan berduel dengan Edwards di NBL, memujinya sebagai pemain terbaik yang pernah dia hadapi. Ripp tidak kurang memujinya sebagai center terbaik yang pernah dia latih.

United Press International memilihnya sebagai salah satu dari 5 pebasket pro terhebat sepanjang masa (1945). Pada 1971, dia terpilih masuk Helms Athletic Foundation Basketball Hall of Fame. Menyusul Indiana Basketball Hall of Fame (1975), dan University of Kentucky's Athletics Hall of Fame (2012).

Edwards wafat pada 25 Agustus 1971 pada usia 57 tahun akibat serangan jantung saat sedang memangkas rumput halamannya.

 

Artikel Tag: Leroy Edwards, three second rule, Bola basket, basket

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/basket/ragam-basket-mengenang-leroy-edwards-inisiator-peraturan-three-second
9046  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini