2 Padang bertemu di final Sudirman

Penulis: Ali
Senin 18 Jan 2016, 08:48 WIB
2 Padang bertemu di final Sudirman

2 Padang bertemu di final Sudirman (foto: juaranews/repro)

Ligaolahraga.com -

Ligaolahraga - Dua pelatih asal Sumatera Barat yakni Nilmaizar yang melatih Semen Padang dan Jafri Sastra, pelatih Mitra Kukar dengan perjuangan keras akhirnya bertemu di final, menyusul kekalahan Arema Cronus atas Mitra Kukar di Malang tadi malam.

Arema Malang gagal melaju ke partai puncak Piala Jenderal Sudirman setelah kalah adu penalti 2-3 dari Mitra Kukar pada laga semifinal.

Dalam laga semifinal leg kedua yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Minggu (17/1) malam, Arema kalah menang 2-1 di waktu normal. Hasil tersebut menjadikan agregat 3-3, dan dilanjutkan dengan babak adu penalti.

Kesempatan tendangan terakhir Mitra Kukar akhirnya diabaikan setelah penjaga gawang Mitra menggagalkan tendangan penalti Cristian Gonzales tepat pada pelukannya.

"Dari lima tendangan penalti Arema, hanya dua yang membobol gawang Mitra yang dikawal Shahar Ginanjar, yakni dari Esteban Vuscarra dan Samsul Arif. Sementara tiga lain dari I Gede Sukadana, Hendro Siswanto dan Cristian Gonzales mampu dibaca Shahar," lapor Harian Terbit.

Sebaliknya, empat tendangan penalti Mitra Kukar hanya tendangan Rudolf Y Basna yang melenceng di sisi kanan gawang Kurnia Meiga. Sementara tendangan Patrick Dos Santos, Rodrigo Dos Santos dan Zulkifli Syukur dengan mudah menerobos gawang Kurnia Meiga.

Drama adu penalti harus dilakukan setelah dua kali 45 menit pertandingan normal, agregat gol kedua tim sama, yakni 3. Meski menang 2-1, Arema gagal melaju otomatis ke final karena kalah 0-1 pada leg pertama.

Permainan keras dan cepat membuat pemain kedua tim sering terlibat adu mulut maupun fisik dan puncaknya pada menit ke-14, wasit menunjuk titik putih penalti setelah Esteban Viscarra dijatuhkan Arthur Cunna di kotak terlarang.

Cristian Gonzales yang dipercaya mengeksekusi penalti dengan sempurna membobol gawang Shahar pada menit 15. 1-0 untuk Arema.  

Mira lalu menyamakan kedudukan 1-1 setelah Arthur Cunna yang tak terkawal dengan mudah membobol gawang Kurnia Meiga pada menit 31.

Pada menit 45, Cristian Gonzales yang menerima umpan Dendy Santoso dengan mudah mengoyak gawang Shahar lewat sundulan. Kedudukan berubah 2-1.

Memasuki 45 menit babak kedua, tempo permainan kedua tim kian tinggi, namun emosi pemain lebih terkontrol dibanding babak pertama. Serangan demi serangan terus dilancarkan dan permainan terbuka juga diperagakan kedua tim.

Dipermalukan

Arema Cronus Indonesia dipermalukan tim tamu Mitra Kutai Kartanegara (Kukar) dalam pertandingan kandang babak penentuan memasuki babak final kompetisi Piala Jenderal Sudirman (PJS) 2015, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan skor 2-3 lewat drama adu penalti, Minggu (17/1) tadi malam.

Drama adu penalti harus dilakukan di depan sekitar 35.000 pasang mata penonton yang didominasi Aremania, setelah dua kali 45 menit pertandingan normal, agregat gol kedua tim 3 sama.

Meski menang dengan skor 2-1, Arema tetap gagal melaju ke babak final karena pada leg pertama Arema tertinggal satu agregat gol saat melakukan pertandingan tandang sebelumnya melawan anak asuh Pelatih Jafri Sastra di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, 9 Januari baru lalu.

"Kita gagal melaju ke babak final Piala Jenderal Sudirman. Tim lawan Mitra Kukar memang lebih sabar dan tenang dalam drama adu penalti leg kedua yang digelar di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang,” ujar Pelatih Arema Joko Susilo menjawab pertanyaan wartawan usai pertandingan yang mempermalukan tuan rumah Singo Edan karena gagal memanfaatkan keberadaan 10 pemain Arema melawan 9 pemain Mitra Kukar.

Dalam pertandingan yang sangat bernafsu itu, satu pemain Arema dan Mitra Kukar sama-sama diganjar kartu merah. Bahkan pada detik-detik berikutnya, satu pemain Mitra Kukar harus keluar lapangan akibat akumulasi dua kartu kuning.

Pada bagian lain Pelatih Mitra Kukar Jafri Sastra menyatakan timnya sejak babak pertama memang diharuskan bermain terbuka. Diakuinya, ada kesan bermain keras dan cepat sehingga berulangkali terjadi duel fisik dan 'duel mulut'.

Hal itu pula yang membuat wasit Dodi Permana harus bertindak tegas, dengan menunjuk titik putih (penalti) setelah Esteban Viscarra dijatuhkan Arthur Cunna di kotak terlarang menit ke-14. Cristian Gonzales yang dipercaya mengeksekusi penalti dengan sempurna membobol gawang Naga Mekes yang dikawal kiper Shahar Ginanjar mantan kiper Persib Bandung itu pada menit ke-15. Skor pun berubah menjadi 1-0.

Kedua pelatih mengakui bahwa mereka sejak kick off babak pertama, bermain terbuka dan saling jual beli serangan. Permainan keras dan duel-duel panas memang terus mewarnai pertandingan.

Usai kebobolan 0-1, Mitra Kukar terus berupaya melancarkan serangan, namun adu fisik antara Antoni J Mossi (Arema) dengan Abdul Gamal (Mitra Kukar) membuat wasit Dodi Permana mengeluarkan dua kartu merah sekaligus untuk kedua pemain tersebut pada menit ke-24. Skor 1-0 tidak bertahan lama berubah menjadi 1-1 setelah Arthur Cunna yang lolos dari kawalan mencocorkan bola dari jarak dekat ke gawang kiper Kurnia Meiga menit ke-31.

Skor imbang membuat anak asuh Joko Susilo meningkatkan serangan dan pada menit ke-40 membuahkan hasil ketika Cristian Gonzales yang menerima umpan dari Dendy Santoso melalui headingnya mampu mengoyak gawang Shahar. Hingga turun minum, skor tetap 2-1 untuk Arema.

Memasuki 45 menit babak kedua, tempo permainan kedua tim semakin tinggi kendati masing-masing pemain lebih terkontrol dibanding babak pertama yang selalu diwarnai adu mulut. Serangan demi serangan terus dilancarkan dan permainan terbuka juga diperagakan kedua tim. Namun, tragedi kartu merah (akumulasi dua kartu kuning) kembali dikeluarkan wasit Dodi Permana kepada Bayu Pradana (Mitra Kukar) karena melanggar salah satu pemain Arema.

Bermain dengan 9 pemain sejak menit ke-73 tak menyurutkan Mitra Kukar untuk tetap menyerang dan bertahan. Arema yang memiliki 'kelebihan tenaga satu' pemain berulang kali gagal menembus jantung pertahanan Mitra Kukar. Karenanya, sampai leuit panjang ditiup wasit, skor tidak berubah 2-1 untuk Arema.

Karena agregat gol sama-sama 3, akhirnya dilakukan adu penalti. Mitra Kukar akhirnya mendampingi Semen Padang di babak final yang bakal digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (24/1) mendatang karena dalam adu penalti, justru Arema terjungkal dengan skor 2-3 untuk Mitra Kukar.

Dari lima tendangan penalti Arema, hanya dua yang mampu membobol gawang Mitra Kukar yang dikawal Shahar Ginanjar, dari eksekusi kaki Esteban Vuscarra dan Samsul Arif. Sementara tiga lainnya, tendangan I Gede Sukadana, Hendro Siswanto dan Cristian Gonzales dimentahkan kiper Shahar. Sedangkan empat tendangan penalti Mitra Kukar hanya satu yang gagal, yakni tendangan Rudolf Y Basna yang melenceng di sisi kanan gawang Kurnia Meiga.

"Tendangan tiga pemain lainnya, yakni Patrick Dos Santos, Rodrigo Dos Santos dan Zulkifli Syukur dengan mudah menerobos gawang Kurnia Meiga," tulis Beritasatu.com.

Kesempatan tendangan terakhir Mitra Kukar akhirnya diabaikan setelah penjaga gawang tim dari ranah Kalimantan itu mampu menggagalkan tendangan penalti Cristian Gonzales yang tepat berada dipelukannya. Kekalahan dramatis Singo Edan itu disambut pilu puluhan ribu Aremania.

Tantang Semen Padang

Mitra Kukar sukses melaju ke partai puncak Piala Jenderal Sudirman setelah sukses memenangi laga semifinal kontra Arema Cronus lewat drama adu penalti.

Dalam laga semifinal leg kedua yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Minggu (17/1) malam, Arema sukses menang 2-1 di waktu normal sekaligus memaksakan agregat menjadi 3-3. Tim Naga Mekes keluar sebagai pemenang di babak adu penalti.

Arema mendapat hadiah penalti di menit 15 setelah Esteban Vizcarra dilanggar di kotak terlarang. Cristian Gonzales yang bertindak sebagai algojo sukses mengecoh Shahar Ginanjar. Arema pun unggul 1-0 dan mengubah skor agregat menjadi 2-2.

Gol Gonzales menjadikan tensi laga makin panas. Di menit 23, kedua tim terlihat bersitegang. Buntut dari insiden ini, gelandang Arema, Antoni Mossi dan Abdul Gamal dari Mitra Kukar dikartu merah wasit. Kedua tim pun sama-sama tinggal menyisakan 10 orang di lapangan.

Mitra Kukar memiliki peluang menyamakan skor di menit 29. Sayang tendangan bebas yang dieksekusi Patrick dos Santos masih menyamping dari gawang Kurnia Meiga.

Semenit berselang, Mitra Kukar akhirnya benar-benar membuat skor kembali seimbang setelah sundulan Arthur Cunna yang tak terkawal menggetarkan jala Meiga.

Arema kembali unggul di menit 40 setelah Gonzales mencetak gol keduanya di laga ini. Crossing Dendi Santoso dari sisi kanan sukses diteruskan El Loco menjadi gol. Skor 2-1 pun menutup babak pertama.

Kembali dari kamar ganti, kedua tim saling bertukar serangan. Tuan rumah lebih mendominasi, sayang skor tak kunjung berubah.

Arema mendapat keuntungan setelah Bayu Pradana mendapat kartu kuning kedua yang berarti kartu merah di menit 72. Tim tamu kini bermain hanya dengan sembilan orang.

Unggul jumlah pemain ternyata masih tak bisa dimanfaatkan Arema untuk menambah keunggulan. Skor 2-1 pun bertahan hingga laga usai dan pemenang harus ditentukan lewat adu penalti.

Di babak adu penalti, tiga penendang Arema, Gede Sukadana, Hendro Siswanto, dan Gonzales gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Sedangkan di kubu Mitra Kukar, hanya tendangan Yanto Basna yang tak menjadi gol.

"Mitra Kukar pun sukses melaju ke partai final dengan kemenangan 3-2 lewat adu penalti. Di laga puncak, Mitra Kukar sudah ditunggu Semen Padang," tulis Bola.net

Balas dendam

Menurut catatan Juaranews.com, pada Desember tahun lalu, Jelang pertemuan dua pelatih asal Padang, Nil Maizar yang kini membesut Semen Padang dan Jafri Sastra bersama Mitra Kukar, perang urat syaraf mulai dihembuskan.

Nilmaizar bertekad membalas kekalahan dari Mitra Kukar saat kedua tim saling bentrok dalam laga Grup D delapan besar turnamen Piala Jenderal Sudirman (PJS). Duel kedua tim pada 15 Desember merupakan pertemuan kedua di turnamen ini.

Di fase penyisihan grup di Stadion Dipta Gianyar beberapa waktu lalu, Semen Padang menelan kekalahan 5-4 melalui adu penalti setelah kedua tim bermain imbang tanpa gol selama 90 menit.

Nil menyatakan, pertemuan kembali dengan Mitra Kukar yang dibesut Jafri Sastra merupakan persoalan biasa, dan bisa terjadi di ajang mana pun. “Kalau undian mengharuskan kita kembali bertemu, kita harus siap saja menjalani. Saya dan Jafri tak ada masalah. Kebetulan kita bertemu, karena punya tugas dan tanggung jawab yang sama di tim masing-masing,” kata Nil dilansir Goal Indonesia.

Memenangkan laga dari Mitra Kukar kata dia, sangat dibutuhkan timnya sebagai pembuka jalan untuk laga berikutnya. “Menang melawan Mitra Kukar tentunya sangat penting, karena akan sangat menentukan perjalanan kami di turnamen ini.” tegas dia.

Jafri Sastra pun tak mau kalah. Menurutnya, kembali mengalahkan Semen Padang di delapan besar menjadi target mutlak. “Tak hanya Semen Padang, kita juga punya target menang di dua pertandingan lain. Kita lihat saja nanti hasilnya akan seperti apa. Yang jelas kami akan menghadapi tim yang bagus dengan pelatih yang bagus pula.” pungkas Jafri.

Jafri Sastra adalah pelatih asal Sumbar yang sebelum berkarir di Mitra Kukar pernah melatih di Semen Padang. Posisinya di Semen Padang kini digantikan oleh Nilmaizar.

Keduanya sukses membawa tim yang mereka latih ke final Piala Jenderal Sudirman yang akan digelar di Gelora Bung Karno 24 Januari tahun ini.

Artikel Tag: Piala Jenderal Sudirman, Semen Padang, Mitra Kukar, Nilmaizar, Jafri Sastra

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/2-padang-bertemu-di-final-sudirman
1635  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini